Berlatih Silat Tradisional



Sahabat Silat kini mendapatkan kawan baru ia bernama "Abdul rasyid", tentunya kita ingin mendengar bagaimana kisahnya mari kita ikuti ceritanya yang mungkin saja bisa memberikan manfaat buat temen2 lainnya.

Yang ingin saya share di sini hanya pengalaman pribadi saya selama mengikuti latihan dan proses pembelajaran Maenpo Cikalong. Saya sengaja menuliskan frase “proses pembelajaran” karena dalam Maenpo Cikalong ini saya tidak hanya berlatih jurus, teknik dan aplikasi maenpo, tapi lebih dari itu saya belajar untuk menjadi pribadi yang mengenal silat seutuhnya (teknik, jurus, aplikasi, kaedah, budi pekerti, social relationship, dan penerapan kaedah silat dalam kehidupan sehari-hari).

1. PERKENALAN

Perkenalan saya dengan Maenpo Cikalong bisa dikatakan terjadi secara tidak sengaja. Ketika itu saya sedang berkunjung ke Padepokan Pencak Silat di TMII, dengan maksud bersilaturahmi dengan teman-teman FP2STI yang berlatih Cingkrig Goning. Ternyata teman-teman yang saya cari sedang tidak berlatih. Saya akhirnya Cuma ngobrol-ngobrol dengan pelatih Cingkrig Goning (Bpk Tb. Bambang S). Waktu sedang asyik-asyik nya ngobrol datanglah empat orang yang katanya mau berlatih silat cikalong. Saya berkenalan dengan beliau-beliau tersebut. Karena hari itu hujan sangat derasnya dan udara begitu dingin, latihan Silat Cikalong diliburkan (eh, ternyata bukan karena alasan hujan…rupanya para murid Silat Cikalong tidak ada yang datang..)

Keempat orang yang saya temui itu di kemudian hari saya ketahui sebagai : satu orang Guru Besar Maenpo Cikalong, 2 orang asisten pelatih, dan satu orang murid senior yang juga salah satu senior di FP2STI. Perkenalan ini belum berarti apa-apa buat saya.

Peristiwa kedua,

Saya mengenal teman-teman FP2STI hanya melalui forum diskusi (dunia maya).. Nah, pada satu kesempatan chat konfrens YM kami janjian untuk copy darat. Setelah melalui diskusi alot tentang lokasi pertemuan akhirnya diputuskan bertemu di Gedung Hydro di daerah Cawang Jakarta Timur.

Akhirnya ketemuan lah dengan teman-teman. Ngobrol dan diskusi, asyiknya...suatu pengalaman luar biasa bertemu para sahabat yang begitu familiar dan rasa persahabatan yang tinggi biarpun berasal dari latar belakang silat yang berbeda. Di sini saya merasakan nuansa persahabatan dan silaturahmi yang erat. Kami berdiskusi santai dengan bumbu khas : serius tapi tak pernah lepas dari canda dan tawa..luar biasa…

Setelah puas berdiskusi, datang juga kesempatan mengenal apa itu “Silat Rasa”. Jujur selama ini saya tidak pernah tau apa itu silat rasa, yang saya tau silat itu adalah “cepat dan keras” di mana kekuatan dan refleks gerakan adalah faktor utama di samping tentu saja kecerdasan motorik.

Setelah “nempel” dengan dua orang sobat (maaf nama ga berani saya sebutkan takut yang bersangkutan tidak berkenan karena beliau adalah senior saya), saya baru sadar bahwa ada hal yang lebih tinggi dalam silat selain kecepatan dan kekuatan. Ini lah yang dinamakan “rasa”. Saya keget, penasaran dan sekaligus kagum. Kok bisa ya, gerakan cepat dan power saya mendadak “berhenti” begitu nempel dengan beliau.

“Ini lah Maenpo Cikalong”, kata sang teman. Akhirnya bubar lah pertemuan pertama ini dengan meninggalkan kesan yang sangat dalam di hati dan sejak saat itu saya bertekad ingin belajar silat rasa tersebut.

Kesempatan itu datang pada malam satu Muharam (2008). Saya di beritahu bahwa malam jumat itu akan diadakan tayakuran satu tahun pelatihan Maenpo Cikalong di Jakarta. Malam itu bertepatan dengan tanggal 1 Muharram. “Apa saya boleh hadir?” tanya saya waktu kami chatting seperti biasa dengan beberapa teman SahabatSilat. “boleh” jawab salah satu teman. Kurang puas saya tanya lagi senior Cikalong, “Uda, nanti malem ane boleh dateng ga?” tentu aja boleh, bang..” jawab beliau. Alhamdulillah..

Peristiwa ketiga

Malam itu, Ju’mat satu Muharram datang lah saya ke Gd Hydro tempat tasyakuran diadakan. Sebelumnya saya sudah janjian dengan beberapa teman yang sudah saya kenal lebih dulu. Saya datang terlambat, tasyakuran sudah selesai. Maka, begitu tiba dan bersalam-salaman, makan lah saya…wah, enak banget datang langsung makan.

Sesudah itu latihan Maenpo Cikalong dimulai. Ini yang saya tunggu-tunggu melihat apa dan bagaimana silat rasa itu. Wah, ternyata jurus nya sangat sederhana : 10 jurus dan 3 pancer. Mudah dilihat, di contoh, dan dihapal. Apakah sesederhana itu? Jawabannya adalah tidak. Dan itu saya buktikan di kemudian hari.

Di tengah berlangsung nya latihan, saya dikenalkan dengan Guru Besar Maenpo Cikalong : Pak Haji Aceng -saya sudah beberapa kali mendengar nama beliau- ternyata beliau ini adalah salah seorang yang saya temui di Padepokan Pencak Silat TMII waktu itu. Wah, ini luar biasa..karena waktu bersalaman pertama kali dulu saya tidak tau siapa beliau dan tidak menyangka bahwa kemudian hari beliau akan menjadi guru dan pembimbing yang sangat saya hormati.

Saya memperkenalkan diri ke Pak Haji dan mengingatkan bahwa kami pernah satu kali ketemu di Padepokan dan sempat mengobrol sebentar sambil menunggu reda nya hujan deras waktu itu. Dengan ramah dan rendah hati (yang kemudian hari saya tau merupakan sifat dan karakter Pak Haji) Pak Haji minta maaf karena lupa, “maklum sudah tua” kata beliau. “Tadi waktu pertama liat Bang Rasyid kok rasanya pernah ketemu, tapi lupa kapan dan di mana..” Pak Haji melanjutkan. Saya baru saja mendapat pelajaran pertama dari Pak Haji : ramah dan rendah hati.

Setelah ngobrol agak lama, saya sampaikan niat saya : “Pak Haji, saya mau belajar Cikalong..” “Boleh saja” kata Pak Haji, “tapi silat Cikalong jelek, cocok nya buat orang tua” Pak Haji melanjutkan (lagi-lagi merendah). “Cocok buat saya Pak Haji, saya kan sudah tua juga..” saya ga mau kalah. Lah, yang berlatih aja masih muda semua gumam ku dalam hati…

“Ga masalah Pak Haji, saya sudah terlajur tertarik dan ingin belajar” saya menegaskan niat saya. Pak Haji kemudian memanggil Pak Haji Azis. Beliau adalah pelatih Maenpo Cikalong –dan juga salah satu yang ketemu pertama kali di Padepokan-Pak Haji Aceng kemudian menyampaikan niat saya untuk berlatih Cikalong ke Pak Haji Azis dan meminta untuk melatih saya dasar-dasar jurus Cikalong. Singkat kata saya diterima dan ditawarkan apakah mau mulai malam ini atau minggu depan? Wah, bingung juga saya..ah, sekarang aja deh..

Maka, mulai lah saya berlatih Maenpo Cikalong..

2. BELAJAR MAENPO CIKALONG
Pada tahun 2008 ini bertepatan dengan tanggal 1 Muharram saya mulai mempelajari silat rasa dari Cikalong, yang dikenal sebagai Paguron Maenpo Cikalong Pancer Bumi.

Jurus-jurus Maenpo

Pada pertemuan yang pertama ini, Pak Haji Azis sebagai pelatih telah berbaik hati menawarkan untuk mengajarkan saya 10 jurus sekaligus. Tadi nya saya sempat ragu, apakah saya mampu menyerap semua jurus itu pada latihan yang pertama ini. “Kita coba aja dulu satu persatu, sampe berapa jurus Bang Rasyid mampu pada pertemuan pertama ini..” begitu kata Pak Haji. Dengan kemurahan hati beliau, tak terasa jurus demi jurus saya praktekkan.
10 Jurus Maenpo Cikalong Pancer Bumi :

1. Jurus
2. Suliwa
3. Serong
4. Kocet
5. Susun
6. Tomplok
7. Lipet Potong
8. Jurus Tujuh
9. Potong Serong
10. Serut

Di tutup dengan 3 pancer : pancer 1, pancer selah bumi, pancer 2 (yang akan diberikan pada latihan minggu berikutnya)

Dan malam itu saya “tamat” mempelajari gerakan 10 jurus Maenpo Cikalong ini. 10 jurus yang sederhana, dan jauh dari keindahan seni pencak silat yang selama ini saya kenal. Gampang banget, dalam hati saya berkata penuh kesombongan. Padahal ini adalah awal dari “kesulitan-kesulitan” pada latihan selanjutnya. Kesulitan yang makin membuka mata saya akan tingginya nilai pencak silat ini.

Wabillahi Taufik wal Hidayah...
http://princeofbatavia.multiply.com


Related Tags :