Sejarah Aliran Silek Minang Mak Danin Capek Dari Nagari Cupak Sumatera Barat



Tersebutlah sebuah nagari kecil di pelosok Minangkabau yang di kenal dengan Nagari Cupak di wilayah Kabupaten Solok Sumatera Barat, di daerah inilah lahirnya sebuah aliran Silek Minang yang di ciptakan oleh Bapak Danin Malin Marajo atau lebih dikenal dengan panggilan Mak Danin Capek, dan saat ini silek ini dikenal dengan sebutan Silek Cupak Mak Danin Capek, walaupun belum dinamakan secara resmi hanya inisiatif dari salah seorang murid beliau untuk menamakan demikian.
Proses pengajaran yang dilakukan oleh Mak Danin Capek dengan pola tertutup mengakibatkan aliran silek ini belum dikenal secara luas di masyarakat Minangkabau secara umum maupun di Kabupaten Solok secara khusus, masih bisa dihitung dengan jari orang-orang yang benar-benar menguasai silek ini disamping guru besarnya Mak Danin Capek, seperti Uda Us, Uda Soger, Bapak Hasan Basri Alias Gaek Siri Paduko, Bapak Asril alias Mak Uyuang, Mak Kasuk, Bang Ucok, Uda Al, Uda Hosra, Uda Mandala, Uda Venus,dan mungkin ada beberapa orang yang lainnya yang cukup mahir dalam silek ini, hal ini karena Mak Danin tidak membuka perguruan (sasaran silek) secara terbuka, hanya dikalangan orang-orang tertentu saja baik dari kalangan keluarga maupun kerabat dekat yang ada di nagari cupak sendiri atau pada saat beliau pernah tinggal di kota padang.

Silek ini kerap disebut silek langkah tigo oleh beliau karena sileknya menggunakan dasar langkahnya langkah tigo atau yang biasa beliau sebut dengan istilah langkah tikam-tikam.
Menurut penuturan dari murid pertama beliau yaitu Bapak Hasan Basri atau lebih dikenal dengan panggilan Gaek Siri Paduko, bahwa proses terciptanya aliran silek ini cukup panjang seiring perjalanan hidup Mak Danin itu sendiri, kecintaan beliau terhadap ilmu silat sudah dimulai saat beliau masih muda belia, beliau mempelajari berbagai aliran silat di Minangkabau dari berbagai Tuo Silek yang terkenal keampuhan dan kemampuan ilmu sileknya, sebelum akhirnya beliau berhasil menyatukan dan menyempurnakan berbagai teknik Silat Minang yang sebelumnya beliau pelajari dengan formulasi baru dari hasil pengalaman dan pendalaman beliau dalam memahami inti dari berbagai aliran silat yang pernah beliau tekuni.

Menurut cerita dari salah seorang murid beliau bahwa dari hasil pengamatan di lapangan dari berbagai aliran silek di Minangkabau belum menemukan aliran silek yang sama secara keseluruhan dengan Silek Mak Danin Capek ini, kecuali ada beberapa gerakan yang mirip dari beberapa aliran silek minang yang lainnya.

Murid Mak Danin Capek yaitu Bapak Hasan Basri kerap menyebut silat ini dengan sebutan silek situjueh-tujueh karena ada tujuh tahapan atau bagian yang dipelajari dalam silek ini yaitu langkah, palabeh, gelek, galicik, galenong, angin, raso.

Jadi dalam Silek Mak Danin yang menjadi materi utama dan sebagai landasan untuk semua gerakan silat atau Inti silat adalah tujuh hal diatas yaitu :


  1. Langkah
    Mempelajari semua arah kaki dalam melangkah dengan memiliki maksud mengelak dan mencari posisi untuk  menyerang, mengecoh gerakan lawan.

  2. Palabeh
    Mempelajari posisi tangan dan perobahan gerakan untuk mengelak dan menyerang serta bertahan.

  3. Gelek
    Menghindar dengan melakukan elakan sedikit saja dan tidak merobah posisi langkah.

  4. Galicik
    Menghindar dengan gerakan mengikuti alur sejenak tapi langsung melapaskan posisi pada keadaan yang   menguntungkan.

  5. Galenong
    Seiring dengan galicik tadi kemudian dilakukan gelek dan menyerang untuk membuat penyeranggan dengan mengunakan kelemahan lawan.

  6. Angin
    Merasakan semua yang ada disekitar kita baik itu teman, lawan, atau tempat kita berada, jadi harus merasakan hawanya dan tetap waspada.

  7. Raso
    Merasakan semua gerakan tubuh serta memaknainya dan melanjutkan kepada gerakan yang memiliki tujuan yang  jelas untuk tahap selanjutnya.


Jadi Jika sudah bisa menguasai dan memahami inti dari silek ini maka untuk semua gerakan akan bisa mengatasi dan memecahkan masalah silat dalam situasi yang sesulit apapun dan tidak terduga sekalipun, insyaallah.

Praktisi dari silek Cupak Mak Danin Capek ini hanya beberapa orang yang sudah benar-benar mahir atau menguasai silek ini secara keseluruhan , beberapa orang dari putera beliau Mak Danin Capek dan beberapa orang dari murid-murid beliau generasi pertama, kedua maupun ketiga.
Dalam silek ini tidak dikenal teknik berjurus maupun menghafal jurus, murni menggunakan latihan berhadapan langsung secara berpasangan antara guru dan murid maupun antara sesama murid dengan menerapkan kaidah-kaidah gerak yang sudah disampaikan diatas.

Silek Mak Danin ini dikenal sangat fleksible dan memberi ruang untuk berkembang bagi setiap praktisinya, silek ini akan terus berkembang sesuai perkembangan kemampuan si murid dalam beladiri dan dalam memahami inti dari silat itu sendiri asal sudah menguasai tiga komponen dasar yaitu langkah,palabeh dan gelek maka silat ini akan terus berkembang pada diri simurid dan memang setiap orang yang belajar silek ini akan menghasilkan hasil akhir nyang berbeda sesuai karakter dan pemahaman gerak serta reflek yang ditimbulkannya. Dan dalam silek ini tidak dikenal adanya putuih kaji atau tamat pelajaran seperti umumnya silat minang yang lainnya, jadi kalau sudah putih kaji dengan melalui tahapan-tahapan ujian ataupun ritual tergantung perguruannya baru seorang murid boleh membuka sasaran atau mengajar orang lain,sedangkan di Silek Mak Danin bagi murid yang sudah dianggap mumpuni keahlian sileknya tanpa melalui proses kaputusan kaji maka akan memperoleh mandat atau referensi dari guru untuk mengajarkan kepada orang lain atau untuk membuka sasaran (perguruan),dan methoda yang diterapkan di Silek Cupak Mak Danin Capek ini benar-benar masih murni tradisional karena tidak dikenal adanya ujian kenaikan tingkat alias tidak menggunakan tingkatan sabuk, dan masih jauh dari komersialitas sebagaimana layaknya perguruan silat, masih menganut system kekeluargaan.
Sebuah pengalaman singkat yang dituturkan oleh salah satu murid Mak Danin Capek dan juga sekaligus murid Bapak Hasan Basri alias Gaek Siri Paduko yaitu uda Hosra Afrizoni tentang keunikan silek cupak ini;
“Ada suatu hal unik dan aneh yang saya rasakan tentang silek cupak ini,terakhir saya belajar bersama guru adalah sekitar 17 tahun yang lalu,dan kalau saya ingat-ingat lagi waktu dulu setelah terakhir belajar silat pada saat tamat SMA sebelum pergi merantau, saya belum benar-benar memahami tentang inti silek cupak ini, dan belum benar-benar menguasai kaidah-kaidah gerak ataupun tekniknya dan belum menguasai serta percaya 100% tentang aplikasi teknik silek ini dalam pertarungan yang sesungguhnya, namun seiring perjalanan hidup saya dan bertambahnya usia dan semakin meningkatnya pemahaman beladiri saya dengan saya mempelajari berbagai macam teknik beladiri lainnya, dan juga seiring dengan semakin meningkatnya rasa percaya diri dan kemampuan pengendalian diri serta emosi danjuga seiring semakin tumbuhnya keberanian dan juga kematangan kejiwaan dan pola fikir saya dalam menyikapi masalah seiring itu juga kemampuan saya terhadap penguasaan silek ini semakin meningkat,walaupun saya tidak mendapat tambahan ilmu lagi dari guru dan juga tidak lagi melakukan latihan secara langsung kontak body untuk silek cupak ini,kadang hanya dengan memikirkannya saja,dan yang anehnya teknik beladiri yang berkembang pada diri saya justru silat yang sudah lama tidak saya tekuni lagi, sedangkan beladiri-beladiri lain yang saya pelajari malah seakan-akan melebur dan menyempurnakan silek ini dari berbagai sisi, dan satu hal lagi yang saya rasakan,setiap kali saya mengajarkan silek ini kepada orang lain maka setiap itu juga saya akan menemukan teknik-teknik baru yang sesuai dengan kaidah bakunya yang belum pernah diajarkan oleh guru,bahkan saya menemukan sampai beberapa macam teknik mengantisipasi serangan lawan dari satu serangan yang dilancarkan oleh lawan baik itu berupa kuncian,patahan,bantingan dll, jadi semakin kita memahami intinya semakin berkembang tekniknya, makanya betul kata guru saya bahwa silek ini tidak ada kata tamat atau putuih kajinya,karena akan terus berkembang tanpa batas,jadi memang yang namanya ilmu yang menyatu dengan tubuh dan jiwa kita tidak mengenal kata habis, 10 beladiri lainnya yang saya pelajari baik yang berbarengan maupun yang saya ikuti setelahnya dalam rentang waktu 20 tahun tidak berkembang malah cenderung pada lupa, tapi silek yang sudah tidak saya latih lagi dan tidak pernah lagi berhubungan langsung dengan guru semenjak terakhir latihan 17 tahun yang lalu malah itu yang terus berkembang dan meningkat kemampuannya seiring perkembangan kemampuan diri saya yang saya jelaskan diatas, dan teknik silek cupak ini tidak pernah saya lupa, walaupun tidak ada jurus yang dihafal, dan beladiri yang lainnya yang saya pelajari setelahnya malah jadi sebagai penyempurna teknik silek saya dengan sendirinya, jadi ibarat gedung silek cupak ini adalah pondasi dasarnya dan beladiri yang lainnya adalah bangunan yang akan dibangun diatasnya. Jadi teknik pengajaran silek cupak yang tidak menggunakan jurus tapi langsung latian teknik berpasangan ini yang membuat silek cupak ini akan menyatu dengan praktisinya karena senantiasa dilatih dengan melibatkan rasa tubuh sehingga menyatu menjadi reflek,dibandingkan beladiri-beladiri lainya yang saya pelajari hanya melandaskan kepada hafalan teknik fisik sehingga tidak meresap menjadi insting tubuh atau reflek sehingga kalau tidak lagi diingat dan dilatih dia kan cenderung lupa,sedangkan kalau silek cupak murni melibatkan rasa tubuh dalam pelatihannya dari awal sampai akhir,sehingga semakin tubuh menguasai gerak maka seiring itu juga kemampuan tubuh akan meningkat,menurut tuo-tuo silek diminang bahwa puncak tertinggi dari pelatihan silek minang adalah memperoleh raso (rasa),sehingga orang tersebut akan bisa memecahkan kasus dalam bersilat bagaimanapun rumitnya,karena silat tersebut sudah menyatu dan menjadi pakaian bagi orang tersebut”.
Selanjutnya gambaran pola langkah dalam silek mak danin sebagaimana dituturkan oleh Uda Hosra Afrizoni sebagai berikut;
” diawali dengan langkah dan sikap awal ,karena dalam silek cupak ini tidak ada unsur seninya, hanya murni teknik beladiri karena memang silek ini bukan untuk mancak digalanggang (dipertontonkan di arena), jadi tidak ada menggunakan langkah pasambahan ataupun hormat pasambahan, mulai main silek ini pada posisi jongkok dibawah saling berhadapan dalam sikap jongkok seperti orang sedang buang air besar,dengan kedua tangan berada diatas kedua lutut. Dulu saya waktu pertama belajar tidak pernah bertanya ataupun berfikir kenapa mulainya dari bawah dengan posisi jongkok saling berhadapan, kesininya saya coba renungkan dan fikirkan ternyata banyak makna dan tujuan yang terkandung didalamnya, diantaranya bahwa dalam hidup ini untuk meraih kesuksesan yang langgeng dalam hal apapun kita harus mulai dari bawah dari titik nol, sehingga kita bisa memahami seluruh esensi yang terkandung didalamnya, dan dalam bergaul kita harus selalu merendah tidak boleh sombong, dan bahwa setiap manusia itu sama derajatnya jadi harus berani sejajar dengan siapapun, tidak boleh merendahkan orang yang statusnya dibawah kita dan terlalu silau dengan orang yang statusnya diatas kita, dalam pepatah minang;“duduek samo randah tagak samo tinggi”. sedangkan manfaat dalam hal teknik beladirinya, pada posisi dibawah ini karena ini merupakan awal mulai permainan maka ibaratnya harus dimulai dengan peregangan dan pelenturan urat-urat dan otot-otot mulai dari ujung kaki sampai ke pinggang, untuk melatih kelenturan pinggang, melatih kelincahan kaki,melatih kekuatan lutut dan juga menjaga keseimbangan tubuh pada saat dibawah. Saya coba jelaskan gambaran tahapan gerakannya, setelah tadi saling berhadapan dalam posisi jongkok,lalu keduanya bersalaman setelah itu lutut kanan keduanya diturunkan sedatar mungkin dengan tanah atau lantai,kedua lutut mereka saling berhadapan atau bersentuhan, jadi ujung lutut sampai ujung kaki datar dengan lantai sehingga urat dan otot dari ujung kaki sampai kepinggang ketarik itulah yang saya maksud untuk melenturkan dan meregangkan urat dan otot, sehingga pada saat bermain silat nanti urat-urat dan otot-otot tubuh tidak kaget,sehingga bisa menghindari cedera otot, dan untuk posisi tangan,karena yang didepan lutut kanan maka tangan yang didepan juga tangan kanan dalam posisi berdiri ditengah-tengah tidak terlalu menjulur kedepan maupun terlalu kebelakang dan tangan kiri dipasang dibawah sejajar siku tangan kanan, setelah itu gantian lutut yang sebelah kiri yang diturunkan dengan gerakan yang sama dengan kaki kanan dilakukan sampai tiga kali bergantian, setelah itu kaki kanan diberdirikan dan lutut kaki kiri menahan dilantai dengan ujung jari kaki ditekuk kebawah seperti posisi orang duduk tahiyat tapi hanya sebelah kaki saja yang sebelahnya berdiri dengan paha lurus sejajar horizontal dan lutut kebawah berdiri vertikal,dan posisi tangan sama seperti tadi, tangan kanan berdiri dan tangan kiri dibawah sejajar siku,dan posisi lawan juga harus sama,sama2 kaki kanan dan tangan kanan yang didepan,lalu dilakukan gerakan bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri,dan gerakan pada saat mau ganti kaki misalnya dari kaki kanan kekaki kiri,caranya tangan kanan diturunkan kesamping menjadi tumpuan kelantai sebelah kanan dan tangan kiri lansung otomatis diangkat kedepan untuk berjaga-jaga, seiring dengan tangan kanan turun kesamping kanan bertumpu ketanah,maka kaki kanan juga ikut miring kekanan lalu lutut kiri diangkat dan kaki kanan dimasukkan dengan cepat kebawah lutut kiri lalu kaki kiri dinaikkan dengan cepat menyapu betis kaki kanan,sekarang gantian kaki kiri yang berdiri dan posisi tangan kiri yang diatas,gerakan ini dilakukan beberapa kali untuk melatih kecepatan kaki sambil tetap waspada,setelah itu beberapa saat dilakukan variasi langkah dibawah sebagai tahapan pemanasan dan pelenturan awal sambil membiasakan gerakan dibawah dan kedua lututnya semakin kuat,baru setelah itu dimulai saling menyerang dan melepaskan serangan,baik berupa pukulan,kuncian,patahan,maupun bantingan,dan posisi seperti ini juga sama pada saat berdiri, baik posisi kaki maupun tangan,jadi kalau yang didepan kaki kiri maka tangan yang dipasang didepan juga tangan kanan,begitu juga dengan posisi lawan harus sama, jadi kaki dan tangan kita harus selalu dalam keadaan menempel dengan lawan,tidak boleh langkahnya sumbang, jadi kalau lawan kaki kiri didepan berarti kita juga harus kaki kiri yang didepan,kalau istilah minang baadu sandiang,jadi antara sudut tubuh kita dengan sudut tubuh lawan harus selalu diadu sejajar,dan agar seluruh tubuh lawan bisa keliatan oleh kita maka kita harus melihat kepinggang lawan bukan kemata lawan. Posisi bermain silat disilek cupak ini,bisa dalam keadaan duduk, jongkok, berdiri diatas lutut,posisi berdiri bahkan bisa sampai berbaring,atau kadang satu orang dalam posisi duduk dan lawannya berdiri,tapi dimanapun posisi kita harus selalu diupayakan dalam posisi menang atau posisi hidup,kalau dalam bahasa minang “saling manjago nan iduik ma nan ka mati dan nan mati ma nan kaiduk”, intinya kita harus terus waspada dengan posisi lawan,posisi mati bisa jadi hidup begitu sebaliknya,karena banyak serangan yang dilakukan adalah tipuan untuk mengalihkan perhatian. untuk menghindarkan dan melepaskan diri dari serangan lawan menggunakan gerakan dengan istilah gelek,dan untuk melepaskan kuncian dan patahan menggunakan gerakan dengan istilah galicik dan galenong, dalam latian silek ini dari awal sampai akhir latian harus nempel terus,jadi silek ini tidak memerlukan arena latian yang luas, 1m x 1m juga cukup, karena tidak ada menghafal jurus, langsung berhadapan dan bersentuhan dengan lawan,maka reflek atau insting tubuh lebih cepat diperoleh dan akan menyatu dengan tubuh, jadi pada saat diserang bukan insting pikiran lagi yang bekerja,tapi insting tubuh alias reflek. Kalau silat yang sering kita liat ditampilkan di galanggang atau arena dengan langkah sumbangn atau posisi kaki yang tidak sama karena posisi atau sikap pasang tersebut disebut tagak mamintak atau tagak ampang yaitu minta untuk diserang oleh lawan, dan lawan saat menyerang juga dengan melakukan awalan makanya jarak tandingnya juga berjauhan tidak menempel, sedangkan di silek cupak karena bukan untuk ditampilkan di galanggang murni untuk beladiri jadi harus selalu nempel dari awal sampai akhir dengan sisi telapak kaki kita beradu atau nempel dengan sisi telapak kaki lawan,lutut kita beradu dengan lutut lawan,dan tangan kita yang didepan juga diadu dengan tangan lawan yang didepan, tujuan sikap pasang seperti ini adalah untuk meminimalisir terbukanya titik kelemahan kita terutama dari serangan bawah oleh tendangan kaki lawan,kalau tagak ampang atau posisi kaki yang sumbang mudah diserang dengan serangan tendangan kearah selangkangan oleh tendangan kaki lawan,tapi dengan sikap pasangnya baadu sandiang maka kita mengunci serangan mendadak dari lawan pada titik lemah ditubuh kita seperti selangkangan.
Dalam silek cupak tidak khusus mempelajari teknik main pisau namun semua tekniknya bisa digunakan untuk mengantisipasi serangan pisau, tapi saya pernah diajarkan secara terpisah oleh mak danin dan Gaek Siri Paduko dan itu kepentingannya untuk tampil di panggung, tapi itu lebih kepada seni menurut saya walaupun bisa juga dipakai untuk bertarung, makanya mak danin dan gaek paduko menyebutnya tari pisau bukan silek pisau sebagaimana tari galombang bukan disebut silek galombang oleh mereka walaupun semua gerakannya gerakan silat, karena serangan dan tangkisannya sudah ada kesepakatan antara kedua pemainnya, jadi walaupun sepertinya serangan-serangan pisaunya sangat ganas dan cepat seperti yang biasa kita liat di video-video silat tapi sebenarnya itu sudah ada kesepakatan antara kedua pemain silat pisau tersebut,bukan serangan alami. prinsip yang diajarkan guru saya Mak Danin dan Gaek Siri Paduko dalam mengantisipasi serangan pisau,"kalau takuik dek ujuang pisau lari kapangkanyo" artinya dalam mengantisipasi serangan pisau harus selalu kearah pangkal pisau, jadi senjata apapun yang kita hadapi gunakan prinsip ini, begitu lebih kurangnya falsafah minang tentang antisipasi serangan pisau yang diajarkan oleh kedua guru saya.
oh ya mengenai awal memulai mambukak langkah atau bermain silat seperti yang saya jelaskan diatas dimulai dari bawah, namun kalau udah main yang kedua dan seterusnya bisa juga mulai dari atas dalam posisi berdiri dengan kuda-kuda sedikit merendah dengan kaki dibuka tidak terlalu lebar,dengan sikap pasang yang sama seperti saat duduk, baik posisi kaki maupun tangan dan sikap pasang ini cukup mutlak hukumnya demi menjaga efektifitas pertahanan tubuh dari serangan lawan.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa di Silek Cupak ini dari awal juga guru saya udah memberikan ruang dengan mengatakan bahwa untuk buahnya atau variasi teknik mengantisipasi serangan lawan, bisa dan boleh ditambah dan dimodifikasi sendiri asal sudah menguasai dasar dari silat ini seperti langkah, palabeh, gelek dan diajarkan juga teknik dasar dari galicik dan galenong, kesananya bisa dikembangkan sendiri, jadi untuk teknik dasar dan performance dari silek ini akan sama pada setiap murid,karena teknik dasarnya sudah sangat efektif sebagai pondasi dari sebuah silek atau beladiri, sehingga itu akan dengan sendirinya menjadi aturan baku yang tidak tertulis bahwa sudah barang tentu para murid tidak akan merubah pondasinya yang sudah sangat efektif ini, dengan sekali melihat juga akan ketahuan bahwa itu Silek Mak Danin atau bukan karena memang sileknya berbeda dengan yang lain, dan masalah kemampuan masing-masing muridnya dalam menyelesaikan kasus-kasus dalam silat dari awal juga sudah ada ruang untuk itu, dalam latihan juga kita selalu bertanya kalau begini bagaimana, kalau begitu bagaimana, selagi sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada selagi kita bisa lebih unggul dari lawan dan titik kelemahan dari serangan maupun antisipasi serangan itu kecil itu bisa dipakai, karena setiap orang yang belajar silek ini akan sesuai dengan karakter dan pemahamannya tentang inti ataupun bentuk utuh dari silat itu sendiri,kalau dia sudah bisa melihat gambaran besar dari silek ini maka dia akan mampu menyelesaikan kasus silat seperti apapun”.
Kelebihan lain yang terdapat dalam silek Mak Danin ini yaitu permainan silat yang benar-benar hidup dan mengalir tidak terputus atau tidak berhenti pada sebuah serangan atau gerakan jadi dalam silek ini benar-benar dipelajari teknik serangan timbal balik,misalnya murid A melakukan serangan kuncian atau patahan terhadap murid B dan murid B akan berusaha melepaskan kuncian atau patahan tersebut dan murid A juga akan mengantisipasi lagi teknik melepaskan kuncian dan patahan dari murid B dengan serangan berikutnya selanjutnya murid B juga akan melakukan lagi teknik serangan antisipasi berikutnya begitu seterusnya sebagaimana layaknya dua orang pesilat sedang bertarung, dan hal ini dilakukan secara bergantian terus menerus menjadi satu kesatuan permainan silat sehingga permainan silatnya tidak terpenggal-penggal tapi benar-benar sebuah permainan silat yang mengalir timbal balik dalam satu kesatuan.
Kebiasaan yang biasa dilakukan dalam belatih silek minang seperti latian di sasaran yang masih berupa tanah merah di tengah malam yang gelap di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk itu pun kerap dilakukan oleh para praktisi Silek Mak Danin ini seperti yang pernah dilakukan oleh Bapak Hasan Basri dengan murid-muridnya, jadi sebelum latian, sasaran silat atau tempat latian silatnya disiram dulu sampai benar-benar basah dan licin, jadi waktu latian kita harus sangat berhati- hati dan menjaga keseimbangan dan kekokohan kuda-kuda agar tidak tergelincir jatuh karena tanahnya licin ditambah lagi karena penerangan yang hanya dengan sebuah lampu minyak yang nyalanya sangat kecil dan bergoyang-goyang tertiup angin sehingga kita harus benar-benar waspada dan mempertajam insting dalam berlatih agar tidak mudah terkena serangan lawan,jadi pola latian seperti ini memberikan hasil yang sangat efektif dalam membentuk mental,insting,kekuatan dan kelincahan serta kewaspadaan seorang pesilat khususnya sehingga refleknya terbangun dengan cepat.
Dan penuturan yang lain tentang gambaran teknik yang diajarkan dalam silat ini sebagaimana dituturkan oleh salah satu pewaris Silek Mak Danin Capek ini yaitu putera beliau Uda Oktavianus;
“Teknik dasar dari silek cupak mak danin capek ini adalah melatih langkah : maju, mundur, samping kiri, samping kanan, bingkeh, sijengkek, ( ini belajar bermain dan belajar dipermainkan) kalau bermain artinya kita latihan bersama teman dengan tahapan tiga kali-tiga kali, dan kalau di permainkan maksudnya; para pesilatnya harus meningkatkan kecepatan dan kewaspadaan.pengertian dan maksud melatih Langkah Maju dan Mundur = berarti kita melatih diri untuk menyerang, mengelak, sekaligus menyeimbangkan posisi badan.
Teknik latihan langkah maju dan mundur
1. Pasang kuda - kuda dengan posisi lutut sejajar dengan kaki tidak terlalu dibuka lebar.
2. di iringi dengan palabeh yang berlawanan dengan posisi kaki.
3. Selanjutnya lakukan langkah maju kedepan dengan kondisi pantat tidak boleh berobah (naik atau turun) jadi pantat     tetap sejajar dan lutut jangan goyang.
4. ketika melangkah maju posisi palabeh juga langsung dilatih dengan cara pertukaran dari bawah keatas.
Latihan ini dilakukan dengan pasangan, jadi ketika pasangan mudur, maka kita maju dan seterusnya.

Manfaat latihan dengan teknik yang benar akan menghasilkan;
1. Langkah jadi ringan
2. Tendangan jadi cepat
3. Sendi lutut menjadi kuat.

Kalau sudah masuk kepada di permainkan maka kecepatan gerakan ditambah, dan palabeh tidak boleh tinggal pergantiannya pada saat berganti langkah, badan tetap seimbang.
Catatan; untuk hasil yang memuaskan melakukan latihan sendiri dengan membayangkan
kita berlatih di sehelai atau selembar papan atau ditepi jurang...atau
Latihan dirumah pada satu baris lantai keramik. kaki jangan sampai keluar dari keramik . Teknik latian seperti  ini ada juga yang menyebutnya langkah kinari.
Maksud dan tujuan dari membayangkan latian ditepi jurang supaya kita berhati-hati menentukan langkah :
1. Meningkatkan kewaspadaan
2. langkah harus cepat
3. Tidak boleh ragu-ragu
4. Meningkatkan keseimbangan tubuh

Teknik latian di sebilah papan di beberapa aliran silek minang memang sudah sangat familiar,yang bertujuan untuk melatih keseimbangan tubuh,kewaspadaan dan kehati-hatian, serta melatih kecepatan dan keseimbangan langkah, untuk melatih kekuatan lutut dan pinggang, dan melatih kekuatan kuda-kuda,dll, jadi kalau di Sumatera Barat latihan silat disebilah papan bukan milik salah satu aliran dan tidak merujuk kepada salah satu aliran silat minang yang ada, tapi pola ini merupakan salah satu teknik berlatih dalam silat minang.
Pola langkah dari silek Mak Danin ini memakai pola langkah tigo baik yang membentuk segi tiga maupun langkah tigo yang memakai pola lurus seperti latihan di sebilah papan tadi, baik itu dalam posisi kuda- kuda berdiri maupun dengan kuda-kuda berada dibawah dan kadang di dalam permainan sileknyanya juga terselip langkah kinari,stralak,silek kuciang,langkah ampek, dll.

Silek langkah tigo atau silek situjueh - tujueh memiliki dua bagian induk langkah dan beberapa anak-anak langkah, yang sudah divariasikan dimana memiliki maksud dan tujuan.

1. Langkah Tigo
Dasar langkahnya sama seperti langkah maju dan mundur, disini teknik latihan langkah tigonya berada tetap pada     posisi kaki lawan alias langkah tikam-tikam dan ada anak langkahnya bingkeh dan langkah baliang.

Dalam melatihnya berpasangan dan mengunakan teknik tiga kali-tiga kali kemudian melakukan langkah baliang dan bingkeh.

Hasil dari teknik ini adalah untuk bertarung jarak dekat dan Bagisie dengan jarak yang saling bertautan dan juga bisa untuk jarak jauh. dalam langkah tiga cara atau teknik supaya mahir salah satunya adalah yang disebut Arak Kabau Gadang, untuk memahaminya. mohon lihat waktu kerbau besar sedang bertarung ( mereka bertarung penuh waspada dan bagisie serta cepat dan tetap stabil) Anak langkah bingkeh bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan langkah dan untuk memancing lawan.

Langkah baliang adalah langkah memutar yang mana bertujuan untuk;
a. Menghadapi lawan dari posisi yang berbeda, jadi kita hanya mutar saja
b. Memberikan kesempatan peluang bagi lawan tapi sebenarnya itu adalah umpan yang sangat mematikan, karena terkandung kekuatan terselubung ketika melakukan langkah memutar itu.
c. Menghindar dari serangan lawan.
d. Merancang serangan berikutnya.

2. Langkah Ampek,
Dalam langkah ampek terdapat beberapa kombinasi langkah yaitu;
a. Langkah Sijengkek
b. Langkah Bingkeh
c. Langkah Baliang samping
d. Langkah dengan posisi duduk
e. Langkah Memutar

3. Posisi Tangan (Palabeh)
- Palabeh (posisi tangan) adalah sikap pasang tangan dalam bersilat ini nanti termasuk juga dalam gerakan tari      gelombang.

4. Gambaran Teknik
1. Teknik Tendangan, dan pukulan (Tendang dan tinju)
2. Teknik menggunakan semua persendian sebagai senjata (Pinggul, bahu, siku, lutut,kepala)
3. Teknik Galicik
4. Teknik Galenong
5. Teknik Kabek (Mengunci dan melepaskan kuncian)
6. Teknik Menjaga kemaluan dari serangan yang beruntun

Demikian sedikit gambaran tentang salah satu aliran silek di Minangkabau yaitu Silek Cupak Mak Danin Capek.